Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang penting bagi setiap Muslim yang mampu. Dalam syariat Islam, zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas sosial dan penguatan kesejahteraan umat. Namun, untuk memahami lebih dalam tentang zakat, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar seseorang diwajibkan untuk membayar zakat. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang Islam dan zakat, serta syarat-syarat wajib zakat dalam syariat.

Apa Itu Zakat dalam Islam?
Definisi Zakat
Zakat berasal dari bahasa Arab “زكاة” yang berarti “penyucian” atau “pertumbuhan.” Dalam konteks agama Islam, zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh umat Islam yang memenuhi syarat tertentu, berupa sebagian harta yang dikeluarkan untuk diberikan kepada yang berhak menerima.
Zakat sebagai Rukun Islam
Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Rukun Islam yang lainnya adalah syahadat, salat, puasa, dan haji. Dalam Al-Qur’an, zakat disebutkan sebanyak 32 kali, menunjukkan betapa pentingnya zakat dalam kehidupan seorang Muslim.
Fungsi Zakat dalam Masyarakat
Zakat memiliki banyak fungsi, baik secara individu maupun sosial. Fungsi utama zakat adalah untuk membersihkan harta, membersihkan jiwa dari sifat kikir, dan membantu orang yang membutuhkan. Selain itu, zakat juga berperan dalam mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan solidaritas antar sesama umat Islam.
Syarat Wajib Zakat dalam Islam
Syarat Umum Wajib Zakat
Sebelum membahas syarat wajib zakat secara rinci, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi agar seseorang diwajibkan untuk membayar zakat, yaitu:
- Seorang Muslim: Zakat hanya diwajibkan bagi umat Islam. Non-Muslim tidak wajib membayar zakat, namun mereka memiliki kewajiban lain dalam bentuk pembayaran pajak atau kontribusi sosial.
- Merdeka (Bukan Budak): Zakat diwajibkan pada orang yang merdeka, bukan pada budak atau orang yang diperbudak.
- Pemilik Harta yang Cukup (Nishab): Seseorang hanya diwajibkan membayar zakat apabila harta yang dimiliki sudah mencapai nisab, yaitu jumlah minimum harta yang diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya.
Syarat Khusus Wajib Zakat
Selain syarat umum di atas, terdapat beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi agar zakat menjadi wajib, yaitu:
1. Harta yang Dimiliki
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harta yang dimiliki oleh seseorang harus mencapai nishab, yaitu batas minimal harta yang ditentukan dalam syariat. Nishab zakat bervariasi tergantung pada jenis harta yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk zakat mal (harta) seperti uang, emas, atau perak, nisabnya adalah 85 gram emas atau 595 gram perak.
2. Jenis Harta yang Dimiliki
Tidak semua jenis harta dikenakan zakat. Ada beberapa jenis harta yang wajib dizakati, seperti:
- Uang dan Emas: Jika seseorang memiliki uang atau emas yang mencapai nisab dan telah dimiliki selama setahun penuh, maka zakat wajib dikeluarkan sebesar 2,5%.
- Hasil Pertanian dan Perdagangan: Untuk hasil pertanian, zakat dikenakan sebesar 5% hingga 10% tergantung pada cara pengairan (menggunakan air hujan atau irigasi).
- Harta Perdagangan: Untuk harta perdagangan, zakat dikenakan sebesar 2,5% dari nilai barang dagangan yang telah dimiliki selama setahun.
3. Kadar Kekayaan yang Sudah Dimiliki Selama Setahun (Haul)
Haul adalah masa kepemilikan harta selama satu tahun penuh. Zakat hanya diwajibkan pada harta yang telah dimiliki selama satu tahun. Jika harta yang dimiliki tidak mencapai masa setahun, maka zakat belum wajib ditunaikan. Dalam hal ini, masa satu tahun dihitung mulai dari tanggal zakat pertama kali dikeluarkan.
4. Kebutuhan Pokok dan Keluarga
Jika seseorang memiliki harta yang mencapai nisab, namun kebutuhan pokok dan biaya hidup sehari-hari (termasuk kebutuhan keluarga) belum mencukupi, maka zakat tidak diwajibkan. Misalnya, jika seseorang memiliki sejumlah uang, tetapi uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tanggungan keluarga, maka zakat tidak wajib ditunaikan.
Jenis Zakat yang Wajib Dibayar
Zakat memiliki berbagai jenis yang sesuai dengan jenis harta yang dimiliki. Secara umum, ada dua jenis zakat yang wajib dibayar oleh umat Islam, yaitu:
Zakat Mal (Zakat Harta)
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan pada harta benda yang dimiliki oleh seseorang, seperti uang, emas, hasil pertanian, dan hasil perdagangan. Zakat mal adalah zakat yang paling umum dikeluarkan oleh umat Islam.
- Zakat Uang dan Emas: 2,5% dari jumlah uang atau emas yang dimiliki jika sudah mencapai nisab dan dimiliki selama satu tahun.
- Zakat Hasil Pertanian: 5% atau 10% dari hasil pertanian tergantung pada cara pengairan yang digunakan.
- Zakat Perdagangan: 2,5% dari total nilai barang dagangan yang telah dimiliki selama satu tahun.
Zakat Fitrah (Zakat Jiwa)
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim pada bulan Ramadan, sebagai bentuk penyucian diri dan harta. Zakat fitrah tidak dilihat dari seberapa besar harta yang dimiliki, melainkan dihitung berdasarkan jumlah jiwa dalam keluarga yang wajib membayar.
Zakat fitrah biasanya dikeluarkan berupa bahan makanan pokok, seperti beras, gandum, kurma, atau makanan lain yang biasa dikonsumsi di suatu daerah. Besaran zakat fitrah dihitung dengan nilai yang setara dengan harga bahan makanan pokok yang ditentukan.
Proses Pembayaran Zakat
1. Menentukan Jenis Zakat
Langkah pertama dalam membayar zakat adalah menentukan jenis zakat yang harus dibayar. Jika seseorang memiliki harta berupa uang atau emas, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah zakat mal. Jika zakat fitrah, maka yang perlu dibayarkan adalah zakat jiwa.
2. Menghitung Jumlah Zakat
Setelah jenis zakat ditentukan, langkah berikutnya adalah menghitung jumlah zakat yang harus dibayar. Setiap jenis zakat memiliki aturan perhitungan yang berbeda, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Menyalurkan Zakat
Zakat yang telah dihitung dan dibayar selanjutnya harus disalurkan kepada yang berhak menerima, yaitu orang yang membutuhkan atau golongan yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an. Mereka adalah fakir, miskin, amil zakat, muallaf, budak, orang yang berjuang di jalan Allah, dan orang yang sedang berhutang.
4. Memastikan Pembayaran Zakat Dilakukan dengan Benar
Pastikan zakat yang dibayar disalurkan kepada lembaga yang terpercaya atau langsung kepada orang yang berhak. Ini untuk memastikan bahwa zakat sampai kepada yang berhak dan dapat memberikan manfaat maksimal.
Keutamaan Zakat dalam Islam
Menyucikan Harta dan Jiwa
Zakat memiliki fungsi sebagai penyuci harta dan jiwa. Dengan membayar zakat, seseorang membersihkan hartanya dari unsur-unsur kotor yang mungkin ada di dalamnya, sekaligus membersihkan jiwa dari sifat kikir dan egois.
Meningkatkan Solidaritas Sosial
Zakat juga berfungsi untuk meningkatkan solidaritas sosial antar sesama umat Islam. Dengan menyalurkan zakat, seorang Muslim membantu meringankan beban saudara-saudara mereka yang kurang mampu, sehingga tercipta masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Mendekatkan Diri kepada Allah
Membayar zakat merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Zakat adalah bentuk ibadah yang dapat meningkatkan kualitas spiritual seseorang, sekaligus membuktikan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Kesimpulan
Zakat dalam Islam adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Agar zakat menjadi wajib, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, seperti pemilikan harta yang mencapai nisab, harta yang telah dimiliki selama satu tahun, dan kebutuhan pokok yang telah tercukupi. Dengan membayar zakat, seorang Muslim tidak hanya membersihkan hartanya, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.
Baca juga artikel lainnya : https://laziswap.com/kategori-harta-zakat-yang-termasuk-dalam-syarat-wajib-zakat/